Rabu, 14 Juli 2010

Anak Tak Lagi Jadi Syarat Perkawinan Bahagia?


SAAT Carrie Bradshaw mengatakan pada penggemar "Sex and the City 2", bahwa dia dan Big tidak berencana untuk memiliki anak, tiba-tiba seorang wanita hamil bertanya kepadanya, "Apa hanya kalian berdua?". Bagi sosok Carrie, pasangan bisa tumbuh tua bersama-sama tanpa kegembiraan dan gangguan dari anak.

Selama dua dekade terakhir, gagasan bahwa anak-anak sangat penting bagi suatu perkawinan yang bahagia telah memudar. Pada saat yang sama, kita menyaksikan penurunan jumlah anak baik dalam hubungan dan dalam masyarakat Amerika pada umumnya. Demikian menurut laporan tahun 2008 dari seorang peneliti perkawinan Barbara Dafoe Whitehead Rutgers yang dilansir Shine, Kamis (17/6/2010).

Lantas, mengapa menikah kalau bukan untuk membuat keluarga? Untuk apa kalau tidak untuk memiliki anak?

Fakta yang diperoleh kini, lebih sedikit pasutri yang menganggap anak-anak merupakan bagian penting dari sebuah perkawinan yang bahagia. Whitehead menulis, pada 1990, mayoritas 65 persen dari masyarakat mengatakan bahwa anak-anak sangat penting bagi sebuah pernikahan yang sukses. Sedangkan pada tahun 2007, menurut survei Pew, sedikitnya 40 persen responden setuju dengan pernyataan itu.

Padahal, faktor-faktor yang dianggap penting untuk sebuah perkawinan yang bahagia terdiri dari anak-anak, termasuk loyalitas, hubungan seksual yang baik, dan berbagi pekerjaan rumah tangga. Ide ini disebut Whitehead sebagai "pernikahan soul-mate".

Di mana ide tersebut memiliki arti lebih fokus pada pasangan dan hubungan yang kurang berpusat pada anak-anak. Untuk pasangan tanpa anak, mempertahankan hubungan dengan intensitas pertemuan yang membutuhkan perhatian dan perawatan lebih.

"Setelah baru saja menghabiskan akhir pekan yang melelahkan dengan dua tahun yang sangat manis dan sangat matang. Saya bisa memahami daya tarik suatu pernikahan dewasa berpusat. Namun, jika pasangan ingin lebih berfokus pada diri mereka sendiri dari pada anak-anak, mengapa tetap membawa anak-anak ke dalam hubungan? Apakah takut tetap terjaga di usia 50 dan tiba-tiba merasa seperti ’hanya kalian berdua’ tidak cukup? Di mana Anda berdiri di atas masalah ini?," tulis Whitehead.

sumber : okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar