Minggu, 11 Juli 2010

New Laptop Made in Indonesia


 JAKARTA, KOMPAS.com — Tak harus menunggu proyek OLPC (One Laptop Per Child) yang digagas Profesor Negroponte dari Institut Teknologi Massachussets (MIT), AS, untuk mendapatkan laptop dengan harga sekitar 100 dollar AS. Perusahaan Indonesia pun kini sudah bisa menghadirkan laptop dengan harga semurah itu.

Untuk mendapatkan harga semurah itu juga tidak perlu memborong ribuan unit atau bahkan jutaan unit seperti disyaratkan program OLPC pada awalnya. Beli satu unit pun bisa dapat dengan harga sebesar itu. Enggak percaya?

PT Elevo Technologies Indonesia (ETI) adalah perusahaan pertama di Indonesia yang akan memelopori kehadiran laptop untuk konsumer seharga Rp 1 jutaan. Ada dua tipe netbook yang rencananya dirilis Agustus 2010 nanti, yakni Netbook Elevo R7 (layar 7 inci) dibanderol dengan harga Rp 998.000 dan Elevo R10 (layar 10 inci) dilego dengan harga Rp 1.398.000.

"Kami telah berhasil mendapatkan formula tepat untuk harga netbook yang pas di kantong masyarakat Indonesia. This is a huge leap in our IT industry. This is a dream comes true!" kata Borton Liew, Direktur Marketing PT ETI, dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Elevo R7 menggunakan layar 7 inci (800 x 480), Prosesor ARM9 533Mhz, Wifi 802.11b/g, OS Original Windows CE 6.0 atau Android, Memory 128 MB, 2GB Nand Flash, 2-in-1 SD Card, 2 USB Port, Keyboard, Touch Pad, USB to VGA (Optional), USB to Ethernet (Optional).

Sedangkan R10 menggunakan layar 10 inci (1024 x 600), Prosesor ARM9 533Mhz, Wifi 802.11b/g, OS Original Windows CE 6.0 atau Android, Memory 128 MB, 2GB Nand Flash, 2-in-1 SD Card, 2 USB Port, Chiclet Keyboard, Touch Pad, Built-in Camera 1,3 Mpx, Built in Stereo Speaker, Earphone Jack in/out, Ethernet LAN RJ 45, USB to VGA (Optional).

ETI mengakui dengan harga semurah itu belum bisa memberikan kapasitas media penyimpan yang besar. Namun, pengguna netbook yang menginginkan kapasitas media penyimpan yang lebih besar dapat menggunakan SD card sebagai tambahan.

Meski baru keluar Agustus mendatang, ETI sudah menyediakan program pemesanan awal untuk mengantisipasi lonjakan peminat pada hari pertama penjualan sejak hari ini. kunjungi www.elevo.co.id untuk informasi lebih lanjut.
Jika kita bicara mengenai sejarah perkembangan Teknologi Informasi (TI) di Indonesia, tak akan mungkin melupakan nama Fransiskus Eddy Liew. Dikenal sebagai perintis bisnis komputer desktop (PC) atau pemasok PC pertama di Indonesia, Eddy Liew telah membangun kerajaan bisnis bernama Dragon Computer & Communication Group, serta mengubah wajah organisasi di bidang TI Indonesia menjadi lebih modern dan tertata. Kini, setelah sebulan kepulangannya ke Sang Pencipta, nama Eddy Liew tetap berkibar.

Eddy Liew memulai perjalanannya di dunia bisnis sebagai pedagang kalkulator Casio di Malaysia dan Singapura. Ia kembali ke Tanah Air tahun 1973 dan membuka sebuah toko kecil di Hayam Wuruk Plaza, Jakarta. Menjelang tahun 1980, Eddy Liew mulai memasok kalkulator merek baru Citizen, dengan harga yang relatif lebih murah. Citizen melesat merebut pasar kalkulator Indonesia, sehingga produk Citizen berkembang dalam banyak tipe. Beberapa tipe diantaranya merupakan penamaan dari Eddy, sebut saja CT-500 dan SDC-868.Bersamaan dengan berkembangnya kalkulator Citizen, Eddy mulai memasarkan komputer generasi awal merek Sinclair. Eksistensinya sebagai perintis bisnis komputer di Indonesia terungkap dalam testimoni Effendi Ruslim (Pimpinan Columbia Computer) pada resepsi 25 tahun Dragon Computer di Hotel Borobudur Jakarta beberapa tahun yang lalu.

Pada resepsi tersebut, Effendi yang akrab disapa Ko Lim itu, selain memberi sambutan kesaksian juga membawa produk Sinclair lengkap dengan kwitansinya yang dibeli dari Eddy Liew puluhan tahun yang lalu. Setelah itu, dengan berkembangnya Kawasan Glodok, Eddy pun mulai ekspansi ke Plaza 21 dan Glodok Plaza dengan bendera Dragon Computer & Communication (DCC). Bersama beberapa pengusaha muda komputer seperti Soegiharto Santoso atau Hoky, Surya Kencana, Surya Lesmana dan Wing Wiryawan, mereka mencatat babak baru dalam sejarah pengusaha bisnis komputer Indonesia dengan mendirikan wadah bernama Computer City yang beranggotakan ratusan pengusaha komputer di kawasan Glodok Plaza.

Sejak itu pula tumbuh bentuk-bentuk kerjasama dengan vendor- vendor besar seperti Microsoft dan Intel melalui pameran-pameran yang diorganisir sendiri oleh pengurus Computer City. Presiden Direktur CBM Computer, Surya Kencana, menyebut Eddy Liew sebagai seorang enterpreneur tangguh yang mampu memotivasi orang lain menjadi seorang businessman. “Dengan kreativitas yang tinggi, Eddy bukan saja berhasil membangun bisnisnya, tapi juga menjadi tempat menimba ilmu bagi orang-orang muda,” ujar Surya.

Puncak prestasi Eddy Liew yakni mengantarkan Acer menjadi market leader Indonesia. Semua itu dicapai Eddy dengan kerja yang tiada henti plus kemampuan lobi yang luar biasa, bahkan ketika Acer masih dipegang PT. Metrodata Elektronik Tbk. Ketika Acer ragu untuk kembali ke pasar Indonesia pasca tragedy Mei 1998, Eddy pula yang berangkat ke Taipei dengan misi meyakinkan Bobby Chang (pejabat Acer untuk kawasan Asia-Pasifik), untuk terus mengembangkan sayap di Indonesia. Sebuah badan hukum pun dibentuk sebagai pengaman produk Acer dengan nama PT. Aman Citra Era Reformasindo (ACER) yang kelak menjadi PT. Acer Indonesia.

Tak berlebihan kiranya jika President Director Acer Indonesia, Jason Lim, menyampaikan rasa hormatnya, “Eddy has contribute greatly to resources Acer Indonesia, he was known for his enterpreneur and marketing skills. He has also the key contributor and making Acer a round known brand in Indonesia. He trully deserved of the title of ‘Guru of Marketing’ or ‘God Father of Computer or IT’,” ungkap Jason.

Hal senada disampaikan mantan Ketua Computer City Tahun 1992-1995, Soegiharto Santoso. “Eddy Liew adalah peletak dasar organisasi para pengusaha komputer dan membuat organisasi tersebut teratur dan baik susunannya hingga kini,” katanya seperti dikutip Majalah Swa, Agustus 1999.

Eddy meninggal dunia di Jakarta, 12 Agustus 2009 setelah menelurkan banyak kemajuan bagi industri TI Indonesia.

sumber : tekno.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar