Beberapa hewan dari jenis mamalia, reptil, ikan, mempunyai kemampuan untuk terbang. Meski tidak terbang berjam-jam di udara seperti burung atau serangga, hewan-hewan berikut menggunakan kemampuan unik mereka tersebut untuk melindungi mereka dari sergapan predator.
1. Flying Fish
Ditemukan di semua samudra, ikan terbang menggunakan sirip dada besar mereka untuk meluncur 50 meter di atas air ketika terancam oleh predator/pemangsa. Untuk mencapai udara, ikan terbang mengibaskan ekor mereka dengan cepat 70 kali per detik. Ekor ini juga digunakan untuk menekan air agar memungkinkan mereka meluncur di udara sebelum turun ke permukaan laut.
2. Gliding Lizard
Hewan ini mempunyai panjang hanya 9 cm, dengan ekor lebih panjang dari tubuhnya. Kadal peluncur memiliki penutup kulit di bawah lengannya yang memungkinkan untuk perjalanan dari puncak pohon ke puncak pohon, makan serangga dan mencari pasangan. Hanya ketika pasangan ditemukan kadal meluncur turun ke dasar hutan untuk meletakkan telur-telurnya.
3. Gliding Ant
Semut peluncur merupakan jenis serangga dari keluarga arboreal ant yang mempunyai kemampuan untuk mengontrol arah pendaratan mereka pada saat jatuh dari pohon. Mereka menggunakan kemampuan meluncur mereka untuk mencapai cabang atau ranting pohon yang mereka inginkan. Jenis semut peluncur yang pertama ditemukan adalah Cephalotes atreus di hutan hujan negara Peru. (link)
4. Flying Frog
Katak terbang mempunyai kaki berselaput dan penutup kulit yang memungkinkan mereka untuk bergerak secara aerodinamis melalui pohon-pohon hutan. Bahkan, katak terbang menghabiskan seluruh keberadaan mereka di pohon-pohon, hanya turun untuk kawin dan bertelur. Katak terbang menyamarkan diri dengan bersembunyi di daun, meminimalkan ancaman predator, dan memungkinkan mereka untuk berburu serangga.
5. Flying Squirrel
Flying squirrel (tupai terbang) punya kemampuan unik yang istimewa. Ia adalah satu-satunya jenis tupai yang bisa melayang di udara. Keistimewaan ini didukung perangkat “glider” berupa lapisan kulit di sisi kiri dan kanannya yang menghubungkan kaki depan dan belakangnya. Saat si tupai meregangkan keempat kakinya, lapisan kulit ini pun terkembang bagai sayap parasut, yang membuatnya mampu melayang di udara.
Rahasia kemampuan melayang hewan ini adalah lapisan kulit tipis yang bisa mengembang dan dilipat (mirip sayap kelelawar). Sayap “glider” ini disokong dengan anatomi tubuh dan struktur tulang si tupai yang ringan namun kuat.
Lahir sebagai hewan yang amat lemah, buta dan tanpa bulu, ia menghabiskan beberapa masa bayinya di dalam lubang-lubang pohon sebagai sarang yang disediakan induknya. Biasanya satu indukan bisa melahirkan dua atau tiga anak. (link)
6. Flying Squid
Ketika melarikan diri dari predator, cumi-cumi melompat terbang dari laut dan bisa tetap di udara untuk beberapa waktu. Untuk mencapai udara, cumi akan meniup keluar air dari tubuh mereka untuk membawanya keluar dari laut.
6. Flying Squid
Ketika melarikan diri dari predator, cumi-cumi melompat terbang dari laut dan bisa tetap di udara untuk beberapa waktu. Untuk mencapai udara, cumi akan meniup keluar air dari tubuh mereka untuk membawanya keluar dari laut.
7. Flying Snake
Walaupun kedengarannya aneh, namun sekarang kita bisa mengetahui bahwa di Asia Tenggara paling tidak ada lima spesies “ular terbang”. Ular-ular tersebut sebenarnya tidak terbang, melainkan meluncur atau melompat dan keberadaan ular ini bahkan sudah dibuktikan dengan beberapa foto dan rekaman video. (link)
8. Flying Lemurs
Lemur terbang, atau dikenal sebagai Flying lemur dari Filipina, memiliki kaki berselaput besar dan ekor panjang.
9. Gliding Possum
Juga dikenal sebagai tikus terbang, Gliding possum adalah mamalia terkecil di dunia yang bisa meluncur. Sebuah membran kulit yang menghubungkan dari siku ke lutut memungkinkan makhluk kecil meluncur dari cabang ke cabang. Setelah mendarat, ekor digunakan untuk memastikan si tikus agar tidak jatuh ke tanah.
10. Flying Gecko
Cicak terbang memiliki selaput tipis pada tubuh mereka, yang memungkinkan mereka untuk melayang di udara dan melekat pada pohon sewaktu mendarat. Cicak terbang bergantung pada kamuflase untuk melindungi diri dari predator, seperti laba-laba besar.
(fahmee dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar