Jumat, 12 November 2010

Pretties (resensi buku)



Judul : Pretties
Pengarang :  Scoot Westerfeld
Peresensi : Truly Rudiono
Penerjemah : Yunita Candra S
Halaman : 384
Terbit : Oktober 2010
Penerbit : Matahati

Manusia memang diprogram…. untuk saling menolong, bahkan untuk jatuh cinta. Tapi karena itu sifat  alami manusia, maka tak ada yang salah.

Masih ingat sosok Cleopatra? Ratu Mesir yang fenomenal. Mungkin saat ini kita sulit membayangkan bagaimana kecantikannya itu membuat heboh dunia. Mungkin ABG  sekarang akan terheran-heran jika didongengi  betapa kecantikan dan keanggunan Lady Diana mampu mempesona seluruh dunia. Sementara para orang tua masih  bingung jika dikatakan Lady Gaga adalah seorang wanita cantik. Setiap waktu, setiap individu memiliki pengertian cantik yang berbeda-beda. Demikian juga para penduduk di Kota Rupawan.

Akhirnya Tally Youngblood memiliki wajah cantik, kulit mulus serta menjadi anggota kelompok paling top di Kota Rupawan,  Kelompok Crim. Tally mendapatkan semua hal yang diinginkan seluruh wanita di pelosok dunia, kecantikan.  Apalagi ditambah dengan memiliki pacar yang  rupawan. Semuanya seakan sempurna

Sempurna….?Tidak juga. Ada sesuatu yang selalu mengusik perasaan Tally. Sesuatu sehubungan dengan masa lalunya saat masih buruk rupa.  Ia masih  sering melakukan hal-hal konyol seperti membicarakan manfaat operasi kecantikan, sebuah topik yang sangat sensitif bagi Kaum Rupawan. Padahal ia sudah sebulan menjadi Kaum Rupawan.

Tally sekarang mejadi semacam ikon bagi para penduduk Kota Rupawan. Ia diundang ke berbagai pesta,  kemana ia pergi selalu orang menatapnya denga kagum. Walau ia menikmati hidup dengan bersenang-senang dan membuat aneka kekonyolan bersama kelompoknya, tetap saja ada sesuatu yang mengusik perasaan dan pikirannya. Sesuatu mengenai  memulihkan cara berpikir kaum rupawan.

Perlahan Tally sadar akan misinya kembali . Hanya sayang, menyelesaikan misinya ternyata tidak segampang teori yang dibayangkannya. Ia harus berurusan tidak hanya dengan musuh bebuyutannya dr. Cable namun juga para sahabatnya, sesama anggota Kelompok Crim serta kemungkinan kehilangan Zane, kekasihnya.

Buku ini merupakan kelanjutan dari Uglies. Dalam buku ini kita tidak hanya diajak mengikuti pergolakan bathin Tally, namun juga menikmati kekonyolan yang dilakukan oleh Kelompok Crim. Mengingatkan saya akan kelakuan gank saya saat SMP.

Mengintip Kota Rupawan, banyak hal luar biasa yang bisa terjadi disana. Misalnya saja operasi kecantikan yang dilakukan olehpara dokter bedqh plastik disana. Dua belas batu merah berukuran sangat kecil tampak melingkari bola mata. Arah jarum jamnya berlawanan. Bayangkan ada batu permata di dekat bola mata! Lalu ada tatto yang berdetak sesuai detak jantung. Bayangkan jika suatu saat kita bertemu dengan seseorang yang memiliki tatto sejenis itu lalu mengetahui tattonya tidak berdetak,

Kita juga akan diajak bertualang ala Tally. Kali ini tidak cukup hanya menggunakan  hoverboard namun ada sesuatu yang lebih seru. Kita juga mendapat tambahan pelajaran fisika, selain mengenai makna persahabatan tentunya.

sumber : resensibuku.com

0 komentar:

Posting Komentar