Kamis, 30 September 2010

10 Jenis Terapi untuk Anak Autis




Dulu, ada anggapan autisma tidak dapat “disembuhkan”. Ini karena dulu diduga penyebabnya adalah murni genetik. Selain itu anggapan keliru lainnya, gangguan di otak terjadi sebelum lahir, ada kelainan otak pada anak autis dan sampai saat ini tidak ada anak yang “sembuh” dari autisma.

Sekarang pendapat itu berubah. Gen saja tidak cukup mencetuskan autisma. Faktor lingkungan berperan dalam mencetuskan autisma, sehingga terjadi gangguan pada tubuh maupun otak yang lalu menimbulkan gangguan perilaku. Perubahan otak juga bisa terjadi setelah lahir, autisma memengaruhi otak dan tubuh. Gangguan pada tubuh dapat disembuhkan, dimana itu juga dapat memperbaiki fungsi otak. Selain itu, beberapa penemuan membuktikan banyak anak autis yang “menyembuh”.
Cuma perlu diingat, definisi sembuh di sini bukan berarti anak autis tiba-tiba berubah menjadi anak normal, melainkan anak autis dapat berkembang, berperilaku, berbicara, membina hubungan sosial, dan mengembangkan kemampuannya layaknya anak normal. Pada kondisi tertentu, di saat tertekan, misalnya, anak autis mungkin saja menunjukkan perilaku anehnya seperti berteriak, menari-nari di atas meja, atau mengamuk.

Selain itu, tidak ada terapi instan untuk menyulap anak autis menjadi normal. Yang ada, anak harus mendapatkan terapi selama bertahun-tahun, mengeluarkan dana, tenaga, dan biaya yang besar. Dengan cara itu, banyak anak autis yang mengalami perkembangan luar biasa. 

Berikut ini ada 10 jenis terapi autis yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme.

1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi autis yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi autis ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.

2) terapi autis Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.

3) terapi autis Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5) terapi autis Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.

6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

7) Terapi Perilaku.
Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.

8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi autis perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya.

9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar.

10) Terapi Biomedik
Terapi autis biomedik. Anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan.

sumber: enformasi.com, autis.info

0 komentar:

Posting Komentar